Sejenak Akang berhenti dulu menulis tentang motor2 yang ada di parkiran tempat kerja, sebagai selingan corat-coret dikala senggang, kali ini Akang akan menulis tentang konsep design produk Honda yaitu PCX 125.
Benarkah motor yang penamaannya diambil dari pendekatan Personal Comfort Xaloon Scooter ini (koq jadi PCX harusnya PCS ) memang didesign untuk masyarakat Eropa atau ditujukan juga untuk orang Asia? berikut penjelasannya Akang rangkum langsung dari hasil wawancara para designernya dan dari situs Honda Jepang langsung.
PCX didesign berdasarkan dasar heterogenitas berbagai negara dimana terdapat perbedaan kultur dan budaya berkendara, perbedaan jalanan dan kondisi lalu-lintas. Semua hal tersebut coba disatukan pabrikan Honda dalam satu bentuk design motor PCX 125, Konsep designnya sendiri adalah sebagai berikut
1. Dipakai sebagai kendaraan harian
2. Nyaman ketika dipakai,
3. Berkelas atau Lux
4. Bisa diterimas seluruh dunia tidak hanya Eropa tetapi juga Asia.
Banyak sekali kesulitan dalam mendesign motor yang bisa diterima semua kalangan, contohnya saja ukuran motor, suspension dan ukuran ban. bagi kalangan Eropa mungkin spek ini bagus tapi bagi orang Asia Tenggara tidak diterima,, sungguh jelimet!
Ukuran body yang sekarang dipilih merupakan design yang paling cocok. Bagi orang Asia yang biasa memakai skuter kecil seperti Honda Beat atau scoopy, PCX diharapkan tidak terlalu kebesaran, sementara bagi orang Eropa yang banyak menyukai skuter besar seperti Honda Forza tidak merasa PCX 125 ini kekecilan… sulit juga ya
Khusus untuk suspension, bagi orang2 kita mungkin ada yang merasa terlalu keras. Honda sendiri bukan tak memahami hal ini, tapi hal ini sudah termasuk range toleransi karena bagi orang Eropa sana banyak yang juga merasa terlalu empuk,, nah lho 😀 Di Asia tenggara misalnya Indonesia keadaan jalan masih sangat jelek dimana ukuran ban yang cocok normalnya 14-17inch seperti halnya motor skutik dan bebek kebanyakan, berbeda dengan di Eropa dan Jepang dimana skuter tuh ukuran bannya hanya 10-12inch,,, untuk hal ini masyarakat Eropa dan Jepang terpaksa ngalah deh,, hehe karena yang dipilih untuk PCX adalah ban ukuran 14inch..
Awalnya PCX didesign dengan jarak sumbu roda yang panjang layaknya big scooter Eropa namun karena keadaan lalulintas padat di negara2 ASEAN panjangnya wheel base merepotkan dalam bermanuver, makanya untuk PCX ini jarak wheel base dipangkas jadi 135mm.. tapi menurut Akang tetep aja PCX lebih ribet nembus macet ketimbang beat atau mio
Pemilihan mesin yang hanya 125cc merupakan satu keputusan yang cukup sulit. Pemilihan mesin ini didasarkan pada kebijakan yang diadopsi sebagian negara di Uni Eropa dimana remaja berusia 16-18tahun dibatasi hanya boleh mengendarai motor paling banter 125cc serta orang dewasa yang tidak memiliki SIM motor tetapi memiliki SIM mobil diperbolehkan mengendarai motor sampai 125cc.. Makanya atas konsep “bisa dierima seluruh kalangan” inilah kapasitas mesin 125cc dipilih, mau gak mau PCX di sebagian negara Eropa sana disebut sebagai motor “first kategory“.
Sebagai produk global, Engine dan teknologi yang disematkan pada PCX ini harus mumpuni sebagai motor cc kecil kelas premium. power maximum 11.5PS/8,500rpm dan torsi 12N.m/6,000rpm yang dihasilkan mesin sohc 125cc water cooler ini jelas lebih bertenaga dibandingkan skutik di Indonesia kebanyakan, kayaknya cocok juga dibawa touring 😀 dan untuk kalangan Eropa setidaknya harus bisa bersaing dengan spek mesin skutik2 eropa lainnya yang secara kasta bukan kelas first kategory seperti Vespa LX150.
Akang merasa lucu bila baca artikel2 yang menginginkan PCX upgrade jadi 150cc,,, secara teori sih bisa saja tapi khusus untuk yang dijual di Indonesia saja. tapi hal itu tak segampang membalik telapak tangan lho (Jangan bayangin kalau upgrade kapasitas engine hanya cukup dengan bore up doang ya!!!). Riset engine khusus 150cc yang hanya ditujukan untuk pasar skutik premium Indonesia/negara asean sepertinya dari cost tidak masuk hitung2an,,, Coba masbro pikir dengan market kurang dari 500unit/bln apa bakalan naik drastis hanya karena kapasitas mesin naik dari 125 jadi 150cc,, doesn’t make sense!! yang ada harga yang naik 👿
jenis bahan bakar yang digunakan adalah pertamax karena kompresi nih motor 11:1, konsumsi bbm dari mesin yang menggunakan supplay bahan bakar fuel injection ini adalah 53km/ltr pada kecepatan rata-rata 60km/jam tanpa menggunakan iddling stop system, bilda iddling stop system dihidupkan katanya sih bisa lebih irit sampai 7% (tergantung kondisi lalu-lintas).[Akang]
Personal Comfort Xcooter
Hahaha, bisa, bisa…
bisa maksa maksudnya
montore lemuuu
salam hangat kang wendakalubis
justmyimage
mencermati hal ini sbaiknya yg di lakukan honda pusat, yg akan di globalkan mesinnya saja dan klo bisa di lokalkan biar bisa menyesuaikan harga market dan tidak terlalu bergantung pada satu negara. Serta ntuk design bodynya juga di serahkan pada divisi2 honda yg ada di tiap negara, biar up to date atuh. 🙂
Justru itu yang ingin dihindari dari adanya konsep produk global masbro. apabila terjadi “lokalisasi” produk global maka bisa dipastikan initial cost produksi setiap pabrikan lokal honda tidaklah sedikit, dan hitung2an profit secara skala global belum tentu lebih tinggi dibanding produk secara terpusat dibuat di satu tempat saja…
Selain itu ada faktor politik juga, Honda pusat lebih memprioritaskan pabrikan lokal Honda yang sebagian besar kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Honda Japan, misalnya Honda Thailand dan Honda India,, AHM diserahi produksi cbr atau moge lain??? jangan harap deh..
honda emang spektakuler…tp sayang ane naksir ama musuhnya honda… SUZUki 😀
Wahh,, dah gak bisa berpaling ke lain hati,,, kl selingkuh dikit ma pabrikan tetangga boleh dong
ulasan yg mantep nih..
beruntung akang tinggal di jepang..
bisa jadi narasumber buat yg lain..
😀
Bukan ulasan,, sekadar menterjemahkan
pada bae atuh…
kemahalan dah Skubek 125cc 32jt ❓
http://rexraider.wordpress.com/2011/12/25/cerita-kymco-versi-lpg/
wow…. makasih info mu sob…
salam hangat kang wendakalubis
justmyimage
bila strategy HONDA PUSAT menghindari “melokalisasi” produk globalnya berarti motor2 premium yg sale di indonesia smuanya cbu atw ckd jdi blum bs ditekan harga marketnya supaya AHM mampu lebih superior dlm meluncurkan produk premiumnya, mdh2an HONDA PUSAT dpt merubah strateginya karena market indonesia mulai menggiurkan bt pbrikan non jepang dan jg konsumen indo (mdh2an benar adanya) sangat menyukai produk premium yg di produksi di dlm negeri.. 🙂
Masalahnya adalah kepemilikan saham Honda Jepang di AHM hanya 50% sisanya dikuasai Astra Group…
),,, Di samping itu dengan diberlakukannya AFTA, pajak impor sesama negara ASEAN bisa ditekan.. Saya sendiri kl jadi si Honda Jepang gak bakalan melokalkan produk global di AHM…
Dengan pembagian saham setengahnya milik pribumi bisa dipastikan keuntungan si Jepang berkurang,, mending produksi di Thailand yang kepemilikan si Jepangnya lebih tinggi, atmosfer industri lebih mendukung, keamanan lebih terjamin dan keadaan ekonomi yang lebih stabil dari Indonesia (terlepas dari masalah banjir kemarin ya
salam hangat kang wendakalubis
justmyimage
emang kang klo bicara kepentìngan bisnis a.k profit sperti itulah tujuannya tpi sy tetap optimis bila market indo sudah di take over oleh pbrikan non jepang maka HONDA JEPANG akan merubah strateginya memang ada syaratnya sperti yg akang jabarkan yg mana saham jepang lebih dominan.
Btw maturnuhun dah sharing di blog akang. 8)
harganya masih kurang Asia nih PCX..
Iya,,, kalau saja harganya gak terlalu jauh dari 20jt laku kaya kacang goreng kayaknya
waaa,, rumit juga ya Kang..
Designernya lebih gampang mendesign Ninja masbro Hourex yang khusus satu2nya model yang masih dijual di Indonesia,,,
setau ane PCX itu singkatan nya Personel Comfort Xaloon bukan Scooter apalagi Xcooter.. CMIIW
Hahaha, di text presentasinya kaya gitu
Makasih revisinya 😉
mantap mas.
hrgax untuk buat ukuran matic mahal..bisa beli beat dapat 2 😀
Bisa dapet NMP dan beat sekalian malah…
mantep tenan kii
http://pertamax7.wordpress.com/2011/12/28/bubur-ayam-balap/