Dalam corat-coret kali ini Akang akan membahas tentang Era Kepemilikan Motor Kedua dan Arah Perkembangan Motor Beberapa Tahun mendatang. Ini merupakan murni pandangan subjektif Akang sebagai seorang yang awam tentang dunia sales dan marketting tapi sedikit faham dunia design dan manufaktur si kuda besi.
Era Kepemilikan Motor Kedua
Masbro yang berada di `daerah` dimana tingkat pendapatan masih lebih rendah dibandingkan tingkat pendapatan perkapita mungkin merasa aneh dengan istilah `era kepemilikan motor kedua`, mau beli motor kedua gimana untuk makan sehari-hari aja sulit… Tetapi bagi yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung hal ini sangat masuk akal. Kemudahan kredit dan mulai bertambah tingginya pendapatan menjadikan kendaraan roda dua bukanlah sesuatu yang sulit dijangkau, ditambah carut marutnya fasilitas transportasi dan tingginya ongkos kendaraan umum menjadikan kebutuhan akan kendaraan roda dua semakin tinggi saja. Akang rasakan langsung, sekitar kos Akang di Bandung tahun 2008 dan di Jakarta tahun 2009, setidaknya 2 dari 3 rumah penduduk memiliki sebuah sepeda motor.
berdasarkan data yang Akang dapatkan dari bps.go.id dari tahun 1987- 2009 jumlah motor yang mengaspal di Indonesia sebanyak 52,433,132 unit. Apabila ditambahkan data di 2010 dimana roda dua terjual 7,398,644 dan tahun 2011 per November terjual 7,580,104 jumlah total kendaraan roda dua yang pernah mengaspal di Indonesia per-November 2011 mencapai 67,411,880 unit… Wow angka yang fantastis. Apabila angka tersebut kita fokuskan pada jumlah motor sejak tahun 2000 saja, dengan asumsi bahwa motor di bawah tahun 2000 sudah rusak dan tidak laik jalan maka diperoleh angka 54.3 juta unit.. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia berdasarkan kementrian per 31 Desember 2010 adalah 259.9 jt penduduk. Itu artinya motor berbanding penduduk 1 : 4.8 ,, secara kasar masih terbilang cukup rendah namun apabila kita kerucutkan dari 259.9 jt penduduk tersebut dikurangi anak2 usia 0-14 thn dan lansia >60 tahun diperoleh data penduduk 181.9 jt artinya kepemilikan motor berbanding jumlah penduduk 1 : 3.3…
Sepanjang yang Akang lihat dan rasakan kesenjangan sosial Indonesia sangat tinggi terutama kaum perkotaan dan pedesaan. Dari angka perbandingan jumlah motor dan penduduk produktif 1 : 3.3 Akang menarik kesimpulan bahwa di daerah pedesaan dan kota kecil tingkat kepemilikan roda dua lebih besar dari 1:3.3 (mungkin masih mencapai 1:5 kali ya, entahlah males neliti lebih lanjut ) yang berarti tingkat penjualan roda dua masih bisa ditingkatkan nih, sebaliknya di daerah padat perkotaan ratio kepemilikan lebih kecil dari 1:3.3 tingkat penjualan sepertinya sulit untuk ditingkatkan… eitttss, tapi tunggu dulu.. melihat pola hidup konsumtif masyarakat sepertinya akan muncul `era kepemilikan motor kedua` disamping kebiasaan ganta-ganti motor karena itu disinyalir penjualan motor di daerah perkotaan pun akan tetep moncer
Arah Perkembangan Sepeda Motor di Era Kepemilikan Motor Kedua
Sekarang beralih ke arah perkembangan sepeda motor. Kurun lima tahun terakhir ini terlihat mindset konsumen terhadap roda dua banyak mengalami perubahan. Apabila di 5 tahun yang lalu masyarakat cenderung memilih motor bebek sebagai tunggangan hariannya, kini mindset tersebut perlahan memudar dan beralih ke skutik. Pangsa pasar bebek pada tahun 2006 berkisar 85% sedangkan skutik masih belum mencapai 8-9% disusul dengan model motor sport urutan terakhir.
Dalam waktu 6 tahun terakhir skutik memperlihatkan trend penguatan pasar dan mencapai puncaknya pada tahun 2011 ini, tercatat dari data bulan Januari hingga September 2011 ini pangsa motor skutik bisa mencapai 49,75% mengalahkan bebek yang menyusut sampai 42,13%. Pangsa motor sport sendiri relatif tidak mengalami trend kenaikan, relatif stabil di kisaran 7-8%. Untuk
tahun 2011 ini saja motor sport hanya mencapai sekitar 8% saja dari total pangsa motor Nasional.
Akang memang bukan seorang ahli forecasting, tapi dari data-data di atas dengan PD Akang bisa pastikan kedepannya bebek akan tergerus marketnya oleh skutik. Dari segi fungsional dan kemudahan pengoperasian jelas skutik satu level di atas motor bebek. Apabila dulu laki-laki dibilang banci bila menaiki motor skutik, orang sekarang justru lebih memilih skutik karena sisi kepraktisannya. Sementara untuk segmen motor sport, seperti yang Akang kemukakan bahwa kedepannya akan memasuki era kepemilikan motor kedua sepertinya motor sport merupakan salah satu pilihan motor kedua dan akan ada kecendrungan naik dari market share meskipun tidak signifikan,, Kenapa bisa begitu Kang? Akan Akang terangkan di paragraf berikutnya ya..
Seiring dengan semakit ketatnya regulasi gas buang kendaraan bermotor dari Euro2 ke Euro3 memaksa pabrikan mau nggak mau memperkenalkan teknologi injeksinya ke pasaran dan hal ini pastinya berpengaruh terhadap perkembangan roda dua di Indonesia. Tapi pada artikel ini Akang tidak akan membahas lebih dalam tentang dampak beralihnya teknologi karburator menjadi injeksi. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan lagi, IMHO
Menurut Akang mah nih, kalo dah dimulai era kepemilikan motor kedua pangsa motor yang paling terpengaruh adalah segmen motor sport dan bebek/skutik kelas premium (premiumnya masyarakat umum di bawah 20jt bukan selevel dengan pcx yang 32jt ). Golongan masyarakat yang ingin menambah tunggangannya dari kalangan entri level bebek/skutik kemungkinan besar pasti memilih tunggangan yang lebih bagus (aka lebih mahal,, hehe) dalam hal ini bebek/skutik mid level atau premium atau lebih jauh lagi memilih motor sport (terlepas itu sport entry level atau bukan). Sedangkan rider motor sport entry level (Akang klasifikasikan motor dibawah 250cc) cenderung upgrade (jual motor lama tuk beli motor baru) dibandingkan memiliki motor baru kelas premium (biasanya 250cc).
Akang tidak akan membahas skutik/bebek apa yang dibutuhkan masyarakat di era kepemilikan motor kedua, karena sepertinya jenis motor yang akan dijual para ATPM di kelas skutik/bebek ya itu-itu saja. Selama pabrikan fokus pada market yang gemuk,,, sepertinya pabrikan tidak akan menghadirkan skutik/bebek yang memfasilitasi kalangan tertentu, misalnya segmen adventure dengan menghadirkan skutik dual prpose seperti Yamaha/Honda Zuma untuk orang2 yang suka adventure. Contohnya aja skutik retro, Baru Honda yang berani bermain di market skutik retro,,, yang lain pada kemana? Yamaha aja baru sebatas siluman doang (aka spy shoot )
Cukup sekian di bagian I ini,, hehe kepanjangan ngomong nih.. Di artikel bagian ke-2 Akang akan sotoy-sotoyan ngoceh tentang kebutuhan konsumen motor sport dan motor berbau hobi di era kepemilikan motor kedua, daya beli konsumen dan hubungannya dengan tingkat pendapatan perkapita masyarakat 😉 【Akang】